Saat tulisan ini dibuat, di dunia pendidikan sekarang ini terdapat dua arus utama dalam menyampaikan sebuah ilmu pengetahuan. Diantaranya adalah penyampaian pembelajaran langsung di kelas dan pembelajaran e-learning (online) yang menggunakan koneksi internet dalam penyampaian materinya.
Akan tetapi pada saat era memasuki industri 4.0 ini terdapat penggabungan kedua pembelajaran yang sudah mapan tersebut. Hal ini dilakukan untuk menanggulangi beberapa kelemahan dari kedua pembelajaran tersebut.
Daftar Isi
Pengertian
Blended learning (atau juga bisa dikenal pembelajaran hybrid) adalah metode pengajaran yang mengintegrasikan teknologi dan media digital dengan kegiatan kelas yang dipimpin oleh guru, sehingga bisa memberikan fleksibilitas siswa untuk menyesuaikan cara belajar mereka.
Cara blended learning mengaplikasikan perannya dalam pembelajaran bisa dilakukan dengan pertukaran kelas belajar. Contoh yang bisa dilakukan guru dalam blended learning adalah dengan memberikan materi pelajaran di luar kelas pada waktu tertentu dengan menggunakan teknologi media digital bisa berupa video dengan menggunakan zoom, kemudian melaksanakan waktu di kelas untuk melakukan latihan soal atau kuis di bawah pengawasan guru.
Blended learning bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti pembelajaran campuran.
Secara umum bisa disimpulkan bahwa model pembelajaran blended learning ini adalah perpaduan dari manfaat-manfaat pembelajaran online atau (e-learning) dengan pembelajaran tatap muka/(konvensional) agar bisa berjalan maksimal. Sehingga kedua aktivitas pembelajaran tersebut bisa saling menguatkan.
Ini merupakan perpaduan dari berbagai segi dari mulai cara pengutaraan, model, metode dan gaya pembelajarannya. Sehingga memungkinkan sebuah pembelajaran tidak meninggalkan pakem dasar yakni interaksi dan teknologi.
Bentuk Blended Learning
Dalam prakteknya “pembelajaran campuran” merupakan pembelajaran gabungan antara daring (online, e-learning) dengan luring (offline, tatap muka, di kelas). Dengan pembelajaran daring guru bisa memberikan materi kapan saja kepada siswa. Sementara pembelajaran luring guru bisa memberikan rasa dan perhatian kepada siswa secara langsung.
4 Model Blended Learning
Meskipun blended learning bukanlah satu-satunya solusi untuk menanggapi dinamisnya pendidikan. Namun Christensen Institute menguraikan 4 model berbeda dari pembelajaran ini, berikut di antaranya:.
Rotation Model
Pada model ini, pembelajaran akan dilakukan secara bergantian antara pembelajaran online dan pembelajaran di kelas, baik dengan jadwal tetap atau atas kebijakan guru. Pada model ini, sebagian besar pembelajaran masih berlangsung di sekolah. Bisa dikatakan pada model ini pembelajaran online dilakukan untuk suplemen atau tambahan.
Flex Model
Di sini pembelajaran online akan menjadi landasan utamanya dan pembelajaran di kelas akan mengikuti jadwal yang disesuaikan. Ini mirip dengan model rotasi, di mana siswa masih menghabiskan waktu sebagian besar pembelajaran di sekolah, namun pada model ini setiap kelas akan dibagi menjadi komponen online dan offline.
A La Carte Model
Pada model ini seorang siswa bisa mengambil salah satu atau lebih pembelajaran online selain pembelajaran langsung di kelas. Tidak seperti pembelajaran online penuh waktu, pada model ini siswa bisa memilih pembelajaran online atau di sekolah sesuai dengan keinginan mereka.
Enriched Virtual Model
Pada model ini pembelajaran akan dibagi antara komponen online dan offline. Meskipun waktu tatap muka diperlukan antara siswa dan guru, dalam model ini siswa tidak perlu datang ke sekolah setiap hari.
#Keterangan:
-
-
Pembelajaran daring (dalam jaringan) sama dengan pembelajaran online, e-learning.
-
Pembelajaran luring (luar jaringan) sama dengan pembelajaran di kelas, tatap muka, offline.
-
Manfaat Pembelajaran Blended Learning
Terdapat beberapa manfaat bila mengimplementasikan model pembelajaran blended learning, yakni:
- Aktivitas pembelajaran bisa dilakukan di lain tempat sehingga waktu bisa lebih efisien.
- Dapat memudahkan dalam aktivitas pembelajaran, karena dengan pembelajaran ini siswa bisa lebih ceria dan hemat tenaga.
- Anggaran untuk tugas bisa lebih hemat, karena dalam aktivitasnya siswa bisa menghemat kertas untuk tugas laporan fisik dan bisa menghemat perjalanan ke lokasi kelas. Alias bisa menghemat bensin dan waktu.
Kesimpulan
Dengan penggunaan blended learning, guru dan siswa bisa lebih luwes dan fleksibel dalam manajemen dan efisiensi waktu. Hal ini bisa memberikan banyak waktu luang untuk siswa sehingga guru bisa memberikan dorongan dan motivasi tentang tujuan dan visi yang harus diraih dalam hidup.
Ini penting, sebab dengan banyaknya waktu siswa yang kosong, maka kegiatan bisa dimanfaatkan untuk kepentingan lain yang lebih bermanfaat dan produktif yang berhubungan langsung dengan tujuan hidup.
Referensi
Enhancing Students’ Language Skills through Blended Learning”. Electronic Journal of E-Learning. https://www.christenseninstitute.org/