Ketika membuat tulisan yang diinginkan, pasti ada paragraf yang tersusun. Karena tulisan merupakan himpunan paragraf yang terangkai menjadi satu. Paragraf dalam tulisan tentu tidak asal-asalan agar isi dan makna bisa menjadi sesuatu yang diinginkan penulis.
Terdapat alur dan pola pengembangan agar sebuah paragraf bisa menjadi tulisan yang bermanfaat, maksimal dan powerful. Sebelum mengembangkan sebuah paragraf alangkah baiknya jika memahami apa itu jenis paragraf.
Dan berlandaskan pola/alur pengembangannya jenis paragraf bisa dikembangkan menjadi sembilan. Berikut adalah pola pengembangan paragraf dan contohnya.
Daftar Isi
Klimaks-Antiklimaks
Pengertian dari pola klimaks ini adalah paragraf yang menceritakan detail dari peristiwa tertinggi (puncak) dari seluruh tulisan. Penjelasan lainnya adalah segmen pada suatu tulisan atau cerita yang menggambarkan dan menjelaskan fenomena hingga pada konflik paling puncak.
Sedangkan pengertian anti-klimaks merupakan alternatif dari ide cerita dengan intens cerita yang akan menuju puncak tetapi terdapat ide baru yang menurunkan intens cerita menuju ke arah yang lebih rendah secara perlahan. Penjelasan lainnya adalah turunnya level intens dalam sebuah cerita dari masalah tertinggi tapi kemudian perlahan menuju masalah yang rendah.
Contoh Pola Pengembangan Paragraf Klimaks dan Anti-klimaks
Sudut Pandang
Penjelasan mengenai pola sudut pandang adalah improvisasi paragraf yang berlandaskan pada perspektif penulis atau bisa disebut juga subjektivitas penulis. Narasi pada pola pengembangan ini tentu seperti saat menulis sebuah diary. Dimana penulis bisa menceritakan pandangannya tentang sebuah gagasan atau hal yang sudah ada pada dirinya.
Contoh Pola Pengembangan Paragraf Sudut Pandang
Perbandingan dan Pertentangan
Penjelasan tentang perbandingan adalah pola pengembangan paragraf yang berusaha memperhatikan persamaan dua buah entitas atau lebih secara teliti. Sementara pertentangan merupakan pola yang mencermati pertentangan dua buah entitas atau lebih dengan kritis.
Cara pertentangan seringkali memakai kata-kata sebagai berikut: lain halnya dengan, sedangkan, bertolak belakang dari, berbeda dengan, akan tetapi, dan bertentangan dengan.
Sementara paragraf perbandingan kerap kali memakai kata-kata: seperti halnya, sama dengan, akan tetapi, sementara itu, serupa dengan, demikian juga, sejalan dengan dan sedangkan.
Analogi
Analogi ialah mendeskripsikan atau menggambarkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang mempunyai persamaan yang serupa.
Analogi dalam penerapanya dibantu dengan bantuan kata-kata pengibaratan (kiasan). Ungkapan yang dipakai adalah seperti, ibaratnya dan bagaikan.
Contoh
Pada sebuah cerita terdapat paragraf yang menjadikan sesuatu menjadi lebih jelas karena terdapat sebuah penggambaran atau contoh. Contoh bisa bermanfaat agar sebuah cerita atau tulisan bisa lebih dipahami oleh pembaca. Ini bisa dijelaskan ke bentuk penggambaran berupa narasi dan penjelasan.
Cara contoh biasanya menggunakan kata kata seperti: misalnya, contohnya dsb.
Pola Kausalitas (Sebab-Akibat)
Pada pola ini didasari pada pernyataan sebab akibat, pola pada paragraf ini menjadikan sebab sebagai ide utama, sementara akibat akan berperan sebagai detail pengembang paragraf. Tetapi pola kausalitas ini bisa bertentangan yakni akibat bisa bermanfaat sebagai ide utama, sementara sebab bisa berguna sebagai detail pengembang paragraf.
Kata-kata yang dapat dipakai dalam pola paragraf ini adalah: akibatnya, padahal, karenanya dan oleh karena itu.
Contoh Pola Pengembangan Paragraf Kausalitas
Lihat juga: Cangkriman
Generalisasi
Pada pola pengembangan paragraf ini generalisasi berguna sebagai kesimpulan dari setiap apa yang logikakan yang bersumber pada informasi atau fenomena yang tadinya khusus menjadi umum atau sebaliknya.
Pengembangan paragraf ini merupakan pola yang sering digunakan. Paragraf umum-khusus biasanya dikembangkan dengan cara meletakan gagasan utama pada awal paragraf yang dilanjutkan rincian kalimat. Sedangkan paragraf khusus-umum, berawal dari rincian kalimat yang dilanjutkan dengan akhiran kalimat generalisasinya (kalimat utama).
Bisa dikatakan bahwa paragraf khusu-umum adalah paragraf induktif, sementara paragraf deduktif adalah umum-khusus.
Klasifikasi
Pengertian pada pola klasifikasi merupakan upaya untuk mengkategorikan hal apapun yang ada. Dimana hal tersebut mempunyai kemiripan dari hal satu dengan yang lainnya. Ini menjadikan setiap hal yang ada bisa memiliki jalinan ikatan dari satu dengan yang lain menjadi kesatuan yang padu.
Klasifikasi biasanya menggunakan kata-kata seperti: digolongkan menjadi, mengklasifikasikan, dibagi menjadi dan terbagi menjadi.
Contoh Pola Pengembangan Paragraf Klasifikasi
Alamiah
Hal yang bisa dilakukan untuk membuat pengembangan paragraf secara alamiah adalah dengan memakai pola yang telah ada dari referensi atau kajian yang sedang dibicarakan atau akan dikembangkan.
Penulis bisa memakai dua pola, yakni:
- Pola spesial, adalah penggambaran urutan dari depan ke belakang. (urutan ruang)
- Pola kronologis, adalah penggambaran urutan dari satu peristiwa ke peristiwa lainnya, bisa berupa tindakan, sikap dan perbuatan. Urutan kronologis bisa berupa waktu sekarang, nanti, kemarin, besok dsb.
Definisi Luas
Pada pengembangan paragraf ini menjelaskan tentang ide yang abstrak atau terminologi yang bisa membuat konflik yang memerlukan penjabaran lebih lanjut.
Biasanya dipakai untuk menjabarkan sinonim suatu hal, juga dipakai untuk mendefiniskan sebuah pengertian wujud atau rupa.